Kebangkitan adalah bukti bahwa harapan tak pernah mati. Bahkan dalam keadaan yang paling gelap dan mustahil sekalipun, Tuhan hadir - bangkit dalam keheningan dan kesepian malam, membawa terang baru dan kekuatan yang menghidupkan.
Kebangkitan Kristus adalah undangan terbuka bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang, untuk percaya dan mengalami kuasa-Nya yang memulihkan. Ia tidak menuntut kesempurnaan, tapi membuka jalan bagi perubahan. Dari yang biasa menjadi luar biasa. Dari yang rapuh menjadi kuat. Semua karena kasih-Nya yang tak terbatas.
Namun, sering kali langkah iman kita terhalang - oleh amarah yang membakar, kesombongan rohani yang membutakan, dan hati yang membatu. Kita jatuh ke dalam jebakan merasa diri paling benar, seperti kaum Farisi, ahli Taurat, dan imam-imam kepala yang memilih membungkam Yesus karena takut kehilangan kuasa. Jangan biarkan ketakutan, trauma masa lalu, atau ambisi pribadi membatasi karya Tuhan dalam hidupmu.
Kebangkitan adalah janji bahwa akhir bukanlah segalanya. Bersama Kristus, selalu ada awal yang baru. Maka teruslah melangkah - meski perlahan, meski tertatih - dalam penyerahan dan pembaktian diri kepada-Nya. Sebab hidup bersama Tuhan yang bangkit adalah hidup yang dipenuhi makna, harapan, dan arah sejati.
Tanpa-Nya, hidup mudah tersesat dalam amarah, kesombongan, dan ketakutan yang menghancurkan.
Mari kita hidup dalam syukur atas anugerah kebangkitan-Nya. Nikmati pembebasan sejati yang telah Ia sediakan. Melayanilah dengan ketulusan seperti Yesus yang rela berkorban, bukan seperti Yudas yang mengikuti-Nya demi ambisi dan akhirnya mengkhianati-Nya demi tiga puluh keping perak.
Kebangkitan-Nya adalah panggilan - untuk hidup baru, hati yang baru, dan kasih yang terus diperbarui.
Salam kasih persaudaraan sejati…
God bless us...
ASeP: (Hati Teduh Ed. 7.90)
Sabtu, 19 April 2025
Bacaan: Rm 6:3-11 - MT. Mzm 118:1-2.16a-17.22-23 - Injil: Luk 24:1-12
